Kamis, 07 Juli 2016

05.58 - 1 comment

Fitrah



“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?”

Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad  dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim  dalam Kitabul Qadar (no. 2658).

Jika kita melihat hadits diatas, makna fitrah bukan hanya berkaitan dengan dosa, namun berkaitan dengan akidah. “menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” artinya ini adalah perubahan akidah dari akidah asal (fitrah) dan apalagi jika bukan akidah Islam yang lurus. Setiap bayi itu dilahirkan dengan akidah yang lurus, namun diubah oleh orang tuanya menjadi Nasrani, Yahudi, dan Majusi. Anda kembali seperti bayi, artinya kembali memiliki akidah yang lurus.

Memang benar kita sudah ditempa satu bulan penuh, tapi apa artinya kalau setelah Ramadhan perilaku kita tidak lebih baik dari sebelumnya? Bukankah terlalu munafik jika kita menyebut diri kita sudah kembali fitrah? Padahal belum tentu kita sudah kembali fitrah. Memang anda tahu amal kita diterima atau tidak? Perlu diketahui bahwasanya Ramadhan itu tidak menggugurkan dosa besar. Coba lihat hadist dibawah ini:

“Antara shalat 5 waktu, jumatan ke jumatan berikutnya, ramadhan hingga ramadhan berikutnya, akan menjadi kaffarah dosa yang dilakukan diantara amal ibadah itu, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Ahmad 9197 dan Muslim 233).

Disitu tertulis "selama dosa-dosa besar dijauhi." Adanya syarat tersebut menunjukkan bahwa amal-amal perbuatan yang disebutkan tadi ternyata tidak cukup untuk menggugurkan dosa besar dengan sendirinya. Yang bisa digugurkan hanya dosa-dosa kecil. Bukankah terlalu hina jika kita menyebut diri kita sudah kembali ke fitrah?

Baru saja saya melihat banyak anak-anak remaja duduk-duduk di pelataran masjid. Tapi apa yang mereka lakukan ketika adzan sudah berkumandang? Mereka menghiraukannya, padahal hari itu baru H+1 lebaran! Mindset Fitrah memang seharusnya dihilangkan. Karena secara tidak langsung juga membuat manusia lupa diri. Mentang-mentang (katanya) sudah digugurkan dosa-dosanya, berbuat sesukanya. Apakah manusia harus ditimpa musibah terlebih dahulu agar ingat pada Yang Maha Pencipta? 

Wallahu A'lam Bish-Shawab.

1 komentar:

Posting Komentar